Bahasa Indonesia

Bumi dalam Kemelut, Negara-negara Maju Harus Bertanggung Jawab

criPublished: 2022-11-22 10:39:13
Share
Share this with Close
Messenger Pinterest LinkedIn

Konferensi perubahan iklim COP27 UNFCCC ditutup di Sharm El Shikh, Mesir pada hari Minggu lalu (20/11) setelah diperpanjang 36 jam dari rencana semula. Konferensi telah meluluskan puluhan keputusan, termasuk disahkannya pembentukan dana kerugian dan kerusakan untuk membantu negara-negara berkembang yang terdampak perubahan iklim, terutama negara-negara rentan.

Pembentukan dana itu dianggap sebagai sebuah hasil yang tidak mudah dicapai, dan dipuji telah memenuhi kebutuhan mendesak negara-negara berkembang, dan bakal aktif mendorong proses penanganan perubahan iklim secara global. Sekjen PBB Antonio Guterres dalam pernyataannya menunjukkan, COP27 telah mengayunkan langkah yang krusial dalam menegakkan keadilan.

Tiongkok sebagai negara berkembang terbesar, selalu berperan sebagai aktivis sejati dalam menghadapi masalah iklim. Dari tahun 2012-2021, Tiongkok telah merealisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen dengan rata-rata konsumsi 3 persen energi per tahun. Selain itu, emisi karbon dioksida per unit PDB Tiongkok pada tahun 2021 telah menurun sebesar 34,4 persen dibandingkan pada tahun 2012, sama dengan telah mengurangi 3,7 miliar ton emisi karbon dioksida. Hingga saat ini, akumulasi investasi Tiongkok untuk energi baru terbarukan sudah mencapai 380 miliar dolar AS, dan menempati urutan pertama di dunia.

12全文 2 下一页

Share this story on

Messenger Pinterest LinkedIn