Tiongkok Tetap Jadi Mitra Strategis dan Penting untuk Dukung Indonesia Menuju“Indonesia Emas 2045”
Dalam briefing press yang digelar KBRI Beijing pada hari Selasa (14/5) kemarin di Warisan Roemah Budaya Indonesia di Beijing, Dubes RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun mengatakan, setelah pemilu yang sukses pada bulan Februari 2024 lalu, Indonesia mengharapkan transisi politik yang lancar dari Kepresidenan Joko Widodo ke Kepresidenan Prabowo, yang secara resmi akan mengambil alih kepemimpinan di Indonesia pada bulan Oktober 2024. Transisi yang mulus ini juga memberikan jaminan terhadap kelanjutan komitmen untuk memperkuat kemitraan dengan Tiongkok. Tiongkok akan tetap menjadi mitra strategis dan penting bagi Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, termasuk dalam jangka panjang, untuk mendukung arah Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Tahun depan, memperingati 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok, kedua pihak akan terus memupuk semangat kolaborasi berdasarkan rasa saling percaya dan kerja sama yang saling menguntungkan di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok. Sejauh ini, strategi dan kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Tiongkok telah membuahkan hasil yang signifikan di berbagai sektor utama, termasuk perdagangan, investasi, transisi energi, kesehatan, ekonomi digital, pariwisata, hubungan antar masyarakat, dan pendidikan.
Tahun lalu, kereta cepat Jakarta-Bandung mulai beroperasi, dan dalam enam bulan pertama beroperasi, lebih dari 2,5 juta penumpang telah menggunakan kereta cepat tersebut. Indonesia dan Tiongkok juga telah memperkuat kerja sama di industri hilir, transisi energi, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik melalui berbagai perjanjian bisnis. Indonesia masih menawarkan potensi luar biasa bagi Tiongkok yang siap dikembangkan secara maksimal, seperti generasi muda yang produktif dan sumber daya alam yang melimpah.
Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan mitra investasi terbesar kedua. Berdasarkan data Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok, perdagangan kedua negara pada tahun 2023 sebesar USD 139,41 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar USD 74,21 miliar dan impor Indonesia dari Tiongkok sebesar USD 65,2 miliar. Sedangkan investasi Tiongkok di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar USD 7,4 miliar. Untuk meningkatkan kinerja perdagangan, Indonesia berupaya mendiversifikasi ekspornya ke Tiongkok, menghubungkan rantai pasokan industrinya dengan rantai pasokan di Tiongkok, dan meningkatkan ekspornya di bidang pertanian dan produk buah-buahan tropis. Dari sisi investasi, investasi Tiongkok di Indonesia pada triwulan I 2024 sebesar USD 1,87 miliar, dan investasi dari Hong Kong sebesar USD 1,89 miliar. Tiongkok diproyeksikan akan tetap berada di antara 3 besar mitra investasi terbesar Indonesia.
Indonesia berharap dapat terus meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok dalam transisi ramah lingkungan, pembangunan infrastruktur, pengembangan industri hilir, manufaktur, ketahanan pangan, pertanian dan perikanan, memajukan infrastruktur digital, dan memperkuat ketahanan kesehatan. Indonesia menawarkan berbagai peluang dan proyek bagi investasi Tiongkok, seperti pengembangan Ibu Kota Baru Indonesia, pengembangan berbagai kawasan industri, perluasan jalur kereta berkecepatan tinggi yang menghubungkan Bandung hingga Surabaya, dan memajukan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Investor asing yang sedang mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya di Ibu Kota Negara (IKN) akan menemukan kebijakan Visa Emas Indonesia yang sangat menarik. Kebijakan ini menawarkan persyaratan yang lebih mudah untuk mendapatkan visa, yang diharapkan dapat mendorong investasi ke IKN secara signifikan. Golden visa adalah fasilitas keimigrasian yang diberikan kepada orang asing untuk masuk dan tinggal di wilayah Indonesia selama 5 (lima) dan 10 (sepuluh) tahun dalam rangka menunjang perekonomian nasional. Persyaratan bagi perusahaan asing yang ingin berinvestasi di IKN diturunkan, dari minimal investasi US$25 juta menjadi minimal US$5 juta untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Sedangkan untuk masa tinggal 10 (sepuluh) tahun dikurangi dari US$50 juta menjadi US$10 juta.