Tuntutlah Ilmu walau Sampai ke Negeri Tiongkok
Tak berselang lama, pada 5 April lalu, Badan Antariksa Nasional Tiongkok (CNSA) menandatangani sebuah nota kesepakatan dengan Badan Pendidikan Perguruan Tinggi dan Inovasi Sains Thailand terkait kerja sama di bidang eksplorasi dan pemanfaatan angkasa luar untuk tujuan damai serta nota kesepakatan tentang kerja sama di Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS).
Misi Chang'e-7 membawa sebuah aparatus penelitian ilmiah buatan Thailand untuk pengamatan cuaca antariksa. Alat tersebut dapat mengamati radiasi kosmos dan cuaca antariksa dari sudut Bulan. Sampai saatnya, aparatus sains tersebut akan memasuki ruang angkasa dari orbit bumi, yang merupakan pertama kalinya bagi Thailand. Ini menjadi milestone baru kerja sama antara China dan Thailand di bidang antariksa.
Ada beberapa alasan di balik keinginan negara-negara terkait menjalin kerja sama dengan Tiongkok di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya adalah, Tiongkok konsisten dalam mendorong pergerakan personel dan pertukaran sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh dunia secara bebas, mendorong transfer teknologi dan tidak pelit berbagi ilmu, mendorong pertukaran talenta internasional, dan bersama-sama meningkatkan kemampuan penelitian ilmiah, sehingga memberi kontribusi terhadap pengembangan industri di berbagai negara.
Untuk lebih konkretnya, lebih dari 10.000 ilmuwan muda dari negara-negara yang ikut serta dalam pembangunan "Belt and Road" dilibatkan dalam penelitian dan pertukaran ilmiah jangka pendek di Tiongkok.
Tiongkok juga memberikan pelatihan kepada lebih dari 16.000 personel ilmiah, teknologi, dan manajerial dari negara-negara terkait. Tiongkok mendukung pembangunan bersama Pusat Penelitian Budidaya Laut, Pusat Penelitian Bencana Gunung, masih banyak lagi jika dijabarkan satu per satu.
Ilmu pengetahuan tidak mengenal batas negara. Ilmu pengetahuan bak cahaya yang menuntun kita menjelajahi hal-hal yang belum diketahui, sekaligus menjadi jembatan persahabatan yang menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia.
Keempat mahasiswa "berkaki besi" asal Malaysia tersebut telah memberikan contoh, jika kita bergandengan tangan dan maju bersama mengejar kemajuan ilmu pengetahuan untuk tujuan baik, maka tidak ada yang perlu ditakuti, meskipun di hadapan kita adalah jalan yang panjang dan berliku.