Bahasa Indonesia

AS dan Eropa Adakan Dialog terkait Tiongkok, Kemenlu Tiongkok Nyatakan Penentangan atas Segregasi dengan Ideologi

criPublished: 2021-12-04 10:28:44
Share
Share this with Close
Messenger Pinterest LinkedIn

Menanggapi dialog AS-Eropa terkait Tiongkok beserta pernyataannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam jumpa pers hari Jumat kemarin (3/12) menunjukkan, baik Tiongkok maupun AS dan Eropa sama-sama adalah kekuatan yang berpengaruh besar terhadap perdamaian dan kestabilan dunia, sama-sama memikul tanggung jawab penting terhadap nasib masa depan umat manusia. Tiongkok dengan tegas menentang segregasi ideologis yang secara terang-terangan memicu konfrontasi dan perlawanan.

Diberitakan, Wakil Menlu AS Wendy Sherman dan Sekjen European External Action Service (EEAS), Stefano Sannino belum lama yang lalu menggelar pertemuan kedua Dialog AS-Eropa terkait Tiongkok dan mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa AS dan Eropa akan melakukan kerja sama dengan Tiongkok di bidang-bidang yang potensial, dan secara bertanggung jawab mengelola persaingan serta hubungan dengan rival sistematis. Kedua pihak akan terus menaruh perhatian pada apa yang disebut masalah hak asasi manusia dalam mekanisme multilateral.

Zhao Lijian mengatakan, dalam hubungan internasional memang terdapat persaingan, namun tidak boleh mendefinisi keseluruhan hubungan antar negara dengan istilah pesaing atau lawan, lebih-lebih tidak boleh merugikan kedaulatan negara lain dengan kedok bersaing atau pun mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, bahkan bersama menindas negara tertentu secara terang-terangan. Adapun masalah HAM, di AS dan sejumlah negara Uni Eropa terdapat masalah HAM yang serius, termasuk masalah rasialisme sistematis, pengerjaan buruh di bawah umur, kekerasan senjata dan kriminalitas kebencian yang tumpang tindih dan sulit dihapuskan. Jika AS dan Uni Eropa benar-benar memperhatikan HAM, maka hal yang paling urgen bagi mereka ialah melakukan introspeksi atas masalahnya sendiri, melunasi hutang sejarahnya, bukannya terus menyebarluaskan kabar palsu untuk menyerang atau memfitnah negara lain dengan kedok HAM.

Share this story on

Messenger Pinterest LinkedIn