Bahasa Indonesia

Tiongkok dan ASEAN Perkuat Kerja Sama Pendidikan melalui Program Kerja Sama Seribu Sekolah Luar Negeri

CRIPublished: 2024-09-09 17:24:23
Share
Share this with Close
Messenger Pinterest LinkedIn

//分pc和移动创建 pc端创建播放器宽高是600 400,移动端宽度是走屏幕的宽度,高度根据4:3计算出来 //判断是否是移动端 function isMobile(){ if (/AppleWebKit.*mobile/i.test(navigator.userAgent) || /Android/i.test(navigator.userAgent) || (/MIDP|SymbianOS|NOKIA|SAMSUNG|LG|NEC|TCL|Alcatel|BIRD|DBTEL|Dopod|PHILIPS|HAIER|LENOVO|MOT-|Nokia|SonyEricsson|SIE-|Amoi|ZTE/.test(navigator.userAgent))) { return true; } else { return false; } } var _player_width = 720; var _player_height = 408;

var videoOption1={ id: "video-player1",//播放器容器DIV的ID 必填 width:720,//视频宽度 选填 默认712 height:408,//视频高度 选填 默认400 vType: "video",//视频播放器必填 isDirectUrl: false,//是否是视频地址,如果是 设置为true;如果需要通过接口获取,设置为false url: '',//视频地址 //url: 'http://gccncc.v.wscdns.com/gc/xiongmao03_1/index.m3u8',//视频地址 swappedId: 'c46b6f72383e448b8aa24649f6eff759',// isDirectUrl设置为false 需要取swappedId isLive: false,//是否直播点播 默认是false videoType: '',//视频格式 buriedCodeTitle: '',//埋码必填 设置埋码标题 channelId:'',//直播频道ID 预留字段 posterImg:'',//封面图 isConviva: true,//是否开启conviva埋码 isCntvdata: true,//是否开启大数据埋码 rateDisplay:true,//是否显示倍速 isAutoPlay:false,//是否开启自动播放,默认是false isVod4k:false,//是否是4k点播播放器,true是4k播放器,false是普通播放器。默认false endedFunction: function () { //播放完毕,调用外部函数; }, } var videoPlayer1; var videoType1="0"; var guid1="c46b6f72383e448b8aa24649f6eff759"; createPlayer1(); function createPlayer1() { if (isMobile()) { //如果是移动端 就走移动端的宽度; 因移动端和pc端的宽高比相同,比例按照pc端传入的宽高比计算。 var width = (window.innerWidth > 0) ? window.innerWidth : screen.width; videoOption1.width = width; videoOption1.height = width * _player_height / _player_width; videoPlayer1 = new CreateSmartPlayer(videoOption1); } else { videoPlayer1 = new CreateSmartPlayer(videoOption1); } }

Kerja sama dan integrasi antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN di bidang pendidikan dan penelitian ilmiah semakin erat terjalin, salah satunya adalah di bidang kelautan. "Proyek Kerja Sama Teknologi Peternakan dan Ekologi Lepas Pantai Tiongkok-Indonesia" yang diinisiasi bersama -sama oleh Shanghai Ocean University, Guangdong Ocean University, dan Universitas Hasanuddin Indonesia telah memberikan dorongan kuat terhadap perlindungan ekologi kelautan dan pemanfaatan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

Peternakan ekologi kelautan seperti sebuah "pastoral ekologis" yang diciptakan dengan cermat di lautan yang luas. Melalui perencanaan dan pengelolaan ilmiah, sejumlah sumber daya hayati laut seperti ikan, udang, kerang, ganggang, dan lain-lain dibudidaya secara bebas di laut untuk membangun habitat yang ideal bagi kehidupan laut, sehingga mewujudkan pemanfaatan sumber daya hayati laut yang berkelanjutan, dan memberikan lebih banyak kontribusi bagi pembangunan komunitas umat manusia yang berkelanjutan.

Sejak dicanangkannya proyek peternakan ekologi laut pada tahun 2021, para ahli dan akademisi dari Tiongkok dan Indonesia telah melakukan diskusi mendalam tentang topik-topik seperti pembangunan terumbu buatan, optimalisasi habitat kehidupan laut, dan pengembangan sumber daya perikanan. Para ahli meneliti kondisi terkini produksi ikan lepas pantai Indonesia, menganalisis kondisi ekosistem terumbu karang, dan melakukan kunjungan lapangan ke pembibitan kerang, sehingga memberikan dukungan ilmiah dan teknologi yang kuat bagi pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di Indonesia.

Yang perlu dicatat adalah meskipun proyek peternakan ekologi kelautan berfokus pada penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi, proyek ini juga sangat mengutamakan pengembangan dan pertukaran talenta. Melalui proyek ini, Tiongkok telah merekrut dan melatih 7 mahasiswa magister dan doktoral Indonesia di bidang kelautan dan perikanan, serta menyelenggarakan berbagai pelatihan teknis di bidang peternakan ekologi kelautan. Selain itu, sebanyak lebih dari 300 teknisi perikanan Indonesia telah mendapatkan pelatihan.

Dalam kegiatan bertajuk "Proyek Kerja Sama Teknologi Peternakan Ekologi Lepas Pantai Tiongkok-Indonesia" yang dilaksanakan di Universitas Hasanuddin, Wakil Rektor Universitas Hasanuddin Prof Adi Maulana menyampaikan terima kasih kepada Tiongkok atas kerjasama dalam bidang teknologi kelautan dan perikanan. "Kerjasama yang terbangun diharapkan mampu memberikan dampak positif yang besar bukan hanya terbatas pada kerjasama antar universitas tapi lebih luas pada dua negara yaitu Indonesia dan China," ujar Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan ini.

Sebagai model kerja sama pendidikan dan penelitian ilmiah antara Tiongkok dan ASEAN, proyek kerja sama teknologi peternakan lepas pantai Indonesia-Tiongkok ini telah direkomendasikan untuk berpartisipasi dalam "Konferensi Kerjasama Seribu Sekolah Tiongkok-ASEAN" yang pertama pada tahun 2024. Program tersebut bertujuan untuk mendorong dan mendukung semua sekolah berbagai tingkatan di Tiongkok untuk bergabung, dan terus memperluas kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan ASEAN. "Program Kerja Sama Seribu Sekolah Tiongkok-ASEAN" telah menarik partisipasi lebih dari 1.500 sekolah, sehingga membuka lembaran baru dalam kerja sama Tiongkok dan ASEAN di bidang pendidikan.

Hubungan persahabatan Tiongkok dan ASEAN memiliki sejarah panjang. Pada tahun 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Pembangunan Komunitas Tiongkok-ASEAN yang senasib dan sepenanggungan, dan kini telah membuahkan sejumlah hasil. Pertukaran dan kerja sama antara Tiongkok dan ASEAN di bidang pendidikan telah mencapai prestasi yang luar biasa. Keberhasilan implementasi proyek kerjasama Tiongkok-Indonesia di bidang penelitian teknologi peternakan lepas pantai telah memberikan sebuah referensi berharga bagi "Program Kerja Sama Seribu Sekolah Tiongkok-ASEAN".

Pendidikan adalah fondasi penting yang menentukan kemajuan dan kesejahteraan masyrakat sebuah bangsa. Program ini diharapkan akan menjadi sebuah platform baru bagi Tiongkok dan ASEAN untuk saling belajar dan bergandengan tangan dalam rangka menuju komunitas Tiongkok-ASEAN dengan masa depan yang lebih baik.

Share this story on

Messenger Pinterest LinkedIn