Kemenlu Tiongkok: AS Tidak Berhak Berbicara Sembarangan mengenai Upaya Tiongkok dalam Pemberantasan Narkoba
Menanggapi laporan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru-baru ini kepada Kongres AS yang menganggap Tiongkok sebagai “negara utama sumber narkoba”, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning, pada hari Senin kemarin (18/9) menyatakan bahwa tuduhan AS tersebut tidak berdasarkan fakta dan berniat memfitnah, Tiongkok dengan tegas menentang hal tersebut dan telah mengajukan representasi yang serius kepada AS.
Mao Ning menekankan bahwa pemerintah Tiongkok sangat mementingkan pemberantasan narkoba. Hingga kini, Tiongkok sudah memasukkan 456 jenis obat-obatan dalam daftar kontrol ketat, termasuk obat-obatan narkotik dan obat-obatan psikotropika, dan dua kategori obat secara utuh, dengan demikian Tiongkok telah menjadi salah satu negara dengan daftar obat-obatan terlarang terbanyak dan pengawasan terketat. Jumlah bahan kimia prekursor yang dikendalikan oleh Tiongkok telah mencapai 38 jenis, lebih banyak 14 jenis daripada yang dikendalikan oleh PBB. Badan anti-narkoba Tiongkok telah membentuk dan meningkatkan mekanisme pengawasan dinamis dan menyeluruh terhadap bahan kimia prekursor. Tak diragukan lagi, Tiongkok adalah teladan pengelolaan narkoba global, merupakan negara dengan penerapan kebijakan anti-narkoba yang paling ketat dan pelaksanaan kebijakan yang paling menyeluruh, serta telah diakui secara luas oleh komunitas internasional.
“Melihat kembali ke AS, populasinya menduduki 5% di dunia, tapi telah mengonsumsi 80% opioid di seluruh dunia, bisa disebut sebagai lubang hitam dan sumber kekacauan dalam upaya anti-narkoba dunia, satu-satunya “negara dengan kebutuhan narkotika yang besar”, tidak berhak berbicara sembarangan mengenai upaya anti-narkoba Tiongkok. Sumber merajalelanya narkoba di AS adalah kemampuan dan pengendalian yang lemah, mengurangi kebutuhan di dalam negeri barulah solusi dasarnya,” tutur Mao Ning. Mao Ning mendesak AS untuk berhenti memfitnah Tiongkok, serta lebih banyak melakukan hal yang bermanfaat bagi kerja sama Tiongkok dan AS, bukan sebaliknya.