Bahasa Indonesia

KTT Demokrasi AS Rusak Hakikat Demokrasi dengan Dalih Demokrasi

criPublished: 2021-12-03 13:44:02
Share
Share this with Close
Messenger Pinterest LinkedIn

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam konferensi pers hari Kamis kemarin (2/12) menunjukkan, KTT Demokrasi yang akan diadakan AS tersebut tidak diterima oleh publik dan tidak ada hubungan dengan demokrasi, itu padahal merusak hakikat demokrasi dengan dalih demokrasi.

Menurut laporan, pada tanggal 1 Desember lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan mengenai KTT Demokrasi yang akan diadakan AS menyatakan, AS serta sekutunya tidak mempunyai kualifikasi menyebut diri sebagai menara demokrasi, perbuatan AS yang tidak bersahabat di dunia internasional telah membuat dirinya kehilangan kepercayaan dari dunia luar. Rusia mengimbau agar semua negara tidak lagi menjalankan apa yang disebut ‘demokratisasi’ dan tidak lagi mengadakan pembedaan dan pembatasan, dengan aksi nyata membela prinsip setara kedaulatan berbagai negara yang ditentukan dalam piagam PBB.

Terkait hal tersebut, Wang Wenbin menyatakan pujian terhadap pendirian Rusia tersebut. Ia menunjukkan, belakangan ini Tiongkok memperhatikan politikus dan media berbagai negara mengkritik KTT Demokrasi AS. Wakil Perdana Menteri selaku Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai menyatakan, KTT Demokrasi ini semata-mata bertujuan politik dan merupakan manipulasi politik, Thailand malah merasa senang karena tidak diundang. Menteri Luar Negeri Hungaria Péter Szijjártó menunjukkan, KTT Demokrasi tersebut mempunyai ciri khas politik dalam negeri AS yang tipikal, dan demokrasi Hongaria tidak perlu dinilai oleh siapa pun. Media Mesir, Arab Saudi, dan Israel dalam komentarnya berpendapat, KTT Demokrasi adalah alat AS untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan memelihara hegemoni, selain menanam bibit maut dan sabotase di Timur Tengah dan daerah lain di dunia, demokrasi ala AS tidak meninggalkan apa pun yang bernilai. Semua keadaan ini mnunjukkan bahwa KTT Demokrasi AS tidak didukung publik dan ditentang luas oleh komunitas internasional.

Share this story on

Messenger Pinterest LinkedIn