Presiden Filipina Rodrigo Duterte kemarin malam mengumumkan akan menarikkan kembali gencatan senjata sepihak terhadap persenjataan antipemerintah sayap kiri, sebabnya ialah persenjataan tersebut tidak memberi reaksi kepada gencatan senjata, tapi malah menyergapi milisi pemerintah.
Duterte dalam pernyataannya mengatakan, bahwa negara butuh perdamaian, ia telah memberi upaya semaksimalnya untuk itu. Dia memerintahkan pasukan bersenjata dan polisi negara mengembalikan program aksi yang disusunnya menurut rencana gencatan senjata, dan memerintahkan pasukan keamanan memasuki “kewaspadaan tinggi”.
Pada 25, Juli lalu, Duterte dalam Amanat Kenegaraan pertamanya mengumumkan bahwa gencatan senjata sepihak yang dilaksanakan terhadap persenjataan antipemerintah sayap kiri, tujuannya ialah mewujudkan perdamaian negara, dan menciptakan lingkungan baik untuk perkembangan ekonomi. Dia mengatakan bahwa ini adalah ‘”target dan impiannya”, dia berharap waktu dia meletakkan jabatannya, Filipina dapat mewujudkan perdamaian abadi.
Namun persenjataan antipemerintah tidak hanya tidak memberi reaksi positif, malah menyergapi suatu milisi pemerintah di bagian selatan pada 27 Juli lalu, dan mengakibatkan seorang tewas dan 4 orang lainnya luka-luka. Duterte kemarin mengeluarkan ultimatum, menuntut persenjataan antipemerintah sayap kiri mengumumkan gencatan senjata sebelum 17:00 sore ini, tetapi belum diberi reaksi.